Handset tersebut juga akan mengusung sistem operasi BlackBerry 10 dan dipasarkan di negara-negara berkembang dengan penduduk besar seperti China, Indonesia dan juga India.Hingga kini BlackBerry memang belum membeberkan spesifikasi dari handset terbarunya itu. BlackBerry hanya memastikan handset BlackBerry Jakarta tidak akan menggunakan keyboard fisik qwerty seperti yang selama ini menjadi ciri khas BlackBerry.
Lalu, berapa kira-kira handset BlackBerry Jakarta akan dijual? Situs BGR menyarankan agar BlackBerry Jakarta dijual di bawah harga $ 150 atau di bawah Rp 1,8 juta. Jika dijual di atas harga tersebut, besar kemungkinan BlackBerry Jakarta tidak akan dilirik konsumen. Sebab dengan harga segitu konsumen bisa membeli smartphone Android, bahkan ada banyak smartphone Android yang dijual di bawah $ 150.
Bahkan dari sisi ekosistem BlackBerry belum bisa mengalahkan Android yang ekosistemnya sudah terbentuk. Sistem operasi robot hijau besutan Google itu sudah memiliki banyak aplikasi populer di toko online Google Play Store. Sebut saja Path dan Instagram yang tidak tersedia di BlackBerry.
Jika ingin bangun dari keterpurukan, BlackBerry harus mempunyai strategi baru dalam memasarkan smartphone barunya. Tidak ada alasan kuat mengapa konsumen mau membeli BlackBerry Jakarta dibanding smartphone Android jika harganya tidak jauh berbeda.
Apalagi sistem operasi BlackBerry banyak dikeluhkan konsumen karena lemot. Keluhan lain adalah keterbatasan aplikasi di BlackBerry, ekosistemnya belum kuat, lagipula aplikasi chatting BBM sekarang sudah tersedia untuk perangkat iOS dan Android.
Karena itulah, BlackBerry harus mempunyai strategi bisnis yang baru jika ingin sukses menjual BlackBerry Jakarta. Saran merilis smartphone murah tidak akan cukup jika BlackBerry tidak mempunyai strategi lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar